Bayi Tabung SMART, Solusi Pasangan dengan Masalah Kesuburan
A
A
A
JAKARTA - Pembangunan generasi sehat Indonesia melalui pembangunan layanan kesehatan reproduksi saat ini telah menunjukkan kemajuan. namun, pada kenyataannya masih terdapat kesenjangan antara kebutuhan terhadap layanan reproduksi dengan layanan aktual yang ada. Keterbatasan akses, kurangnya tenaga ahli, serta kebutuhan akan biaya yang tinggi merupakan beberapa permasalahan utama yang di hadapi.
Upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dan pasien, akses pasien, advokasi pemerintah, kualitas pelayanan klinik bayi tabung (In Vitro Fertilization atau IVF) serta laboratorium dengan teknologi terdepan merupakan langkah-langkah penting dalam penanganan gangguan kesuburan di Indonesia.
Dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat, jumlah klinik IVF sampai saat ini masih rendah yaitu 32 klinik yang tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia. Hadirnya program bayi tabung pintar yang canggih (sophisticated), modern, terjangkau (affordable), reproductive, technology atau SMART IVF diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan dan membantu mereka yang membutuhkan.
Berdasarkan laporan IA-IVF tahun 2017, dari sejumlah 9.122 siklus bayi tabung yang dilakukan pada tahun 2017 di Indonesia, terdapat 2.467 siklus yang menghasilkan kehamilan. Persentasi kehamilan yang terbesar terdapat pada usia <35 tahun, yaitu sebesar 17,46%, disusul dengan kehamilan pada usia 35—37 tahun (6,01%), usia 38—40 tahun (3,49%), 41—42 tahun (1,16%), dan yang paling rendah pada usia >42 tahun (1%).
“Program bayi tabung pintar atau SMART IVF memiliki beberapa keunggulan yang diperlukan dalam klinik bayi tabung, seperti: SDM dengan kompetensi tinggi, tersedianya teknologi dan metode IVF terdepan, adanya laboratorium penunjang seperti laboratorium embriologi serta jaringan kerja (network) yang luas,” ujar Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K), MPH selaku pendiri SMART-IVF sekaligus Presiden Perhimpunan Fertilisasi in Vitro Indonesia (PERFITRI) saat acara Overview dan Outlook Penanganan Gangguan Kesuburan di Indonesia di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (18/12/2018).
Di era kedokteran presisi (precision medicine), SMART-IVF selalu melakukan aktualisasi metode dan teknologi dalam penanganan infertilitas, dengan menjadikan berbagai hasil penelitian dalam melakukan pelayanan. Pada kesempatan yang sama dr. Fachry Achmad, MPH selaku Direktur PT Ingin Anak mengatakan, program bayi tabung menjadi salah satu pilihan bagi pasutri yang mengalami gangguan kesuburan dan ingin mempunyai keturunan.
"Sayangnya biaya program bagi sebagian pasutri kurang terjangkau. SMART-IVF berangkat dari penemuan serangkaian prosedur pelayanan bayi tabung yang tidak hanya mutakhir, namun cost-effective bagi pasien, serta ditunjang dengan fasilitas yang berteknologi tinggi dan berkualitas,” kata dr. Fachry Achmad, MPH.
Upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dan pasien, akses pasien, advokasi pemerintah, kualitas pelayanan klinik bayi tabung (In Vitro Fertilization atau IVF) serta laboratorium dengan teknologi terdepan merupakan langkah-langkah penting dalam penanganan gangguan kesuburan di Indonesia.
Dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat, jumlah klinik IVF sampai saat ini masih rendah yaitu 32 klinik yang tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia. Hadirnya program bayi tabung pintar yang canggih (sophisticated), modern, terjangkau (affordable), reproductive, technology atau SMART IVF diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan dan membantu mereka yang membutuhkan.
Berdasarkan laporan IA-IVF tahun 2017, dari sejumlah 9.122 siklus bayi tabung yang dilakukan pada tahun 2017 di Indonesia, terdapat 2.467 siklus yang menghasilkan kehamilan. Persentasi kehamilan yang terbesar terdapat pada usia <35 tahun, yaitu sebesar 17,46%, disusul dengan kehamilan pada usia 35—37 tahun (6,01%), usia 38—40 tahun (3,49%), 41—42 tahun (1,16%), dan yang paling rendah pada usia >42 tahun (1%).
“Program bayi tabung pintar atau SMART IVF memiliki beberapa keunggulan yang diperlukan dalam klinik bayi tabung, seperti: SDM dengan kompetensi tinggi, tersedianya teknologi dan metode IVF terdepan, adanya laboratorium penunjang seperti laboratorium embriologi serta jaringan kerja (network) yang luas,” ujar Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K), MPH selaku pendiri SMART-IVF sekaligus Presiden Perhimpunan Fertilisasi in Vitro Indonesia (PERFITRI) saat acara Overview dan Outlook Penanganan Gangguan Kesuburan di Indonesia di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (18/12/2018).
Di era kedokteran presisi (precision medicine), SMART-IVF selalu melakukan aktualisasi metode dan teknologi dalam penanganan infertilitas, dengan menjadikan berbagai hasil penelitian dalam melakukan pelayanan. Pada kesempatan yang sama dr. Fachry Achmad, MPH selaku Direktur PT Ingin Anak mengatakan, program bayi tabung menjadi salah satu pilihan bagi pasutri yang mengalami gangguan kesuburan dan ingin mempunyai keturunan.
"Sayangnya biaya program bagi sebagian pasutri kurang terjangkau. SMART-IVF berangkat dari penemuan serangkaian prosedur pelayanan bayi tabung yang tidak hanya mutakhir, namun cost-effective bagi pasien, serta ditunjang dengan fasilitas yang berteknologi tinggi dan berkualitas,” kata dr. Fachry Achmad, MPH.
(alv)